Aku yang Lupa Dia


Pagi tak selalu indah dengan kicau burungnya, malam tak selalu indah dengan bintang-bintangnya, pagi itu aku menyusuri jalan besar kotaku, namun aku sadar tatapan mataku kosong, rasanya hampa di hatiku, walaupun hari itu hari libur, tapi yang jelas, aku tak tahu harus berbuat apa. Coba tanyakan dan ingat pernahkah seperti itu, kalau kau pernah mengalaminya berarti kau pernah mengalami syndrom lupa diri.

Kenapa nama nya syndrom lupa diri? sini aku jelaskan, tatap matamu kosong dengan hati gundah, tak tau apa yang kamu kerjakan, yang kamu usir hanya rasa bosan, padahal ada yang lebih penting untuk kamu usir selain bosan, yaitu sikap lupa dirimu itu, kenapa bisa demikian? karena kamu sudah lupa Dia.

Yang aku inginkan seorang pendamping tidak tercapai, berfikir cari saja walau sebentar seperti kebanyakan orang, bersama hanya untuk diperhatikan dan mengisi hari-hari dan waktu-waktu luang mereka, pendampingnya hanya sampingannya, padahal setiap orang punya sisi ingin diperhatikannya, makanya aku menyebutnya bersama bukan karena cinta tapi karena bosan dengan kesendirian.

Aku mengalami syndrom lupa diri karena secara kasat mata setidaknya aku itu selalu ditemani oleh Dia, maha agung lagi maha kasih, tetapi untuk masalah pendamping saja masih membuatku menatap dunia dengan kosong, serasa tak ada yang enak kalau masih sendiri. Aku ingin berbagi untukmu yang sering merasa hampa, hingga akhirnya mencari palampiasan atas nama Cinta yang mulia.

Semoga syndrom lupa diri tak melekat dalam diri kita, lalu mendikte perjalan hidup kita yang sungguh berharga, maka sebaiknya kita mengingat firmanNya "maka nikmat tuhan yang mana lagi yang kamu dustakan? " .

Komentar