Bawa Perasaan (Baper)


di umur kepala dua ini, menurutku akan ada gejala nikah syndrome jika mantanmu menikah duluan, atau disaat kamu jatuh orang yang kamu harapkan jauh, hingga akhirnya depresi menghampiri tak terelakan.

aku memiliki teman yang mengalami depresi karena kesendirian dan ditinggalkan bagaikan sampah tak berguna, kondisi yang menuntun membuat dia seperti sampah, walaupun kami sebagai teman selalu tersenyum dan membantunya untuk kembali jadi dulu kala yang begitu berlian.

aku hampir sama seperti dia, yang merasa depresi karena sendiri dan ditinggalkan, segala cara ku cari untuk menggantikan dia, mengusir dinginnya kesendirian dengan selimut senyum dan tawa di sela-sela bincangku dengan kawan-kawan.

ini berawal dari bawa perasaan yang sudah ku tetapkan kepada sesuatu yang labil, fana, bolak-balik dan tidak konsisten, yaitu perasaan lawan mainku yang ternyata hanya main-main.

memburu perasaan yang tidak nyata karena tidak resmi disahkan dalam buku nyata yang berlabel kementrian agama dan janji dihadapan minimal 4 saksi yang mengatakan "sah". membuatku lupa akan sebuah kepastian yang hakiki, yaitu kematian yang datang sewaktu-waktu.

yang membuatku sadar untuk kembali tidak depresi adalah "memburu perasaan tidak akan membuatmu berhasil karena hanya kematian yang akan memburumu sewaktu-waktu".

namun, tak dapat ku pungkiri pula bahwa perasaan itu lah yang membuat dunia layaknya abadi, walau bintang jatuh menghantam dan membinasakan peradaban manusia pun tidak menentu.

kutuliskan kisah "bodoh"ku untuk kamu yang sedang dalam penantian menunggu orang yang jauh , untuk datang membawa cintanya kepadamu hingga jatuh dan berlabuh.

agar kamu tidak lupa nikmatnya waktu subuh yang bisa kamu nikmati berdua bersama, melakukan ibadah dengan penuh peluh.

Komentar